Monday, August 07, 2006

Aksi Kemanusiaan Tanggal 4 Agustus

Pada hari Jum'at, 4 Agustus 2006, Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Universitas Indonesia (UI) mengadakan aksi kemanusiaan untuk menentang kekerasan terhadap kemanusiaan yang terjadi karena agresi militer Israel terhadap Palestina dan Lebanon.

Aksi kemanusiaan ini dimulai pukul 14.30 di depan gedung PBB perwakilan Indonesia, di jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Di depan gedung PBB, mahasiswa melakukan beberapa orasi yang isinya menyindir sikap PBB yang tidak tegas dalam menangani perdamaian dunia, terutama dalam kasus kemanusiaan ini. Salah satu orasi tersebut dibawakan oleh Shofwan ABCD, Mahasiswa Berprestasi UI 2006, dalam bahasa Inggris. Selain orasi, mahasiswa membawakan happening art berupa teater, yang isinya menyindir kasus kemanusiaan di Timur Tengah ini.

Dari gedung PBB, mahasiswa bergerak melakukan long-march ke depan gedung Istana Negara di Medan Merdeka Utara. Di Depan Istana Negara, mahasiswa kembali melakukan beberapa orasi. Aksi ini diakhiri dengan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UI Ahmad Fathul Bari. Pernyataan sikap IKM UI terhadap permasalahan ini antara lain adalah:

1. Mendesak semua pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata agar tidak lagi jatuh korban dari warag sipil, terutama anak-anak, wanita, dan orang tua
2. Mendesak PB dan lembaga-lembaga pemantau HAM internasional untuk melakukan investigasi kemanusiaan atas pemboman kota Qana yang menewaskan 52 warga sipil dan menyeret pelaku kejahatan kemanusiaan ke peradilan internasional
3. Mendesak PBB untuk segera memutuskan resolusi PBB untuk menghentikan tindakan agresi Israel
4. Mendesak dunia internasional untuk merumuskan solusi bagi terwujudnya perdamaian di Timur Tengah sebagai upaya memutuskan siklus konflik di Timur Tengah
5. Menuntuk Amerika Serikat agar tidak menerapkan standar ganda dalam menyikapi krisis Israel-Libanon
6. Mendukung peran aktif pemerintah RI dalam menyelesaikan krisis di Timur Tengah

Aksi yang berlangsung damai ini berlangsung cukup unik. Selama aksi, mahasiswa menyanyikan lagu-lagu kemanusiaan dan perdamaian, seperti Heal The World, We Shall Overcome, bahkan Perdamaian. Aksi ini berakhir pukul 17.30.

Berikut adalah foto peserta aksi yang berasal dari Fasilkom.
Berdiri (ki-ka): Ranu W., M. Sidik, Ginanjar C. K., M. Ilman Akbar, Sukma M., Albert K., Salman A.
Setengah berdiri: Yudi Ariawan (Ketua BEM Fasilkom UI)
Jongkok (ki-ka): Purniawan, M. Ichsan, Chandra P. U,

Wednesday, August 02, 2006

Bencana Kemanusiaan Terjadi Saat Ini

Saat ini mungkin tidak ada seorangpun di Indonesia yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di Timur Tengah. Ya, perang sedang berkecamuk di kawasan itu. Perang apa? Apalagi kalau bukan agresi militer dari Israel atas Lebanon, dan agresi militer Israel atas Palestina.


Agresi militer Israel atas Lebanon dimulai setelah pasukan Hizbullah menyandera 2 tentara Israel, pada pertengahan Juli. Agresi militer Israel atas Palestina, meskipun sudah dimulai sejak berpuluh-puluh tahun lalu, kembali meningkat setelah Hamas menyandera seorang tentara Israel, akhir Juni lalu. Israel menuntut pembebasan tentaranya yang disandera, sedangkan pihak Hizbullah dan Hamas menuntut pembebasan rakyat negaranya yang dipenjara oleh Israel, untuk ditukar dengan tentara Israel yang disandera tersebut.

Sejak saat itu, militer Israel terus menggempur daerah demi daerah di Lebanon dan Palestina, dengan korban jatuh di pihak Israel maupun Hizbullah, makin meningkat hari demi hari. Dalam tiga minggu agresinya, Israel telah membunuh 828 warga Lebanon dan mencederai 3.200 lainnya [1]. Pada baku tembak di kota Aita Al-Shaab, tercatat 35 tentara Israel cedera atau meninggal dunia [2]. Di Palestina, dari pertengahan Juni hingga akhir Juli 2006, tercatat 140 orang warga Palestina, separuhnya adalah warga sipil, tewas terbunuh oleh militer Israel [3]. Bahkan Israel telah menghilangkan nyawa 54 warga sipil, termasuk 37 anak-anak pada serangan membabi butanya di desa Qana, Lebanon Selatan pada 30 Juli 2006 [4].

Agresi militer tersebut membawa pengaruh buruk yang sangat besar. Berbagai bangunan dan infrastruktur rusak parah di Lebanon dan Palestina. Ribuan warga bahkan mengungsi ke daerah yang dianggap aman, untuk menghindari serangan dari militer Israel. Bahkan pihak Israel sendiri pun dilanda kecemasan atas serangan yang dilancarkan pihak Hizbullah ke daerah Israel berupa roket- roket yang ditembakkan ke Israel sebelah utara.

Apabila tidak dihentikan, perang tersebut akan membawa pengaruh buruk yang lebih besar lagi, baik bagi negara yang saling bertikai maupun negara lainnya. Perekonomian hancur, trauma berkepanjangan akibat perang, dan masih banyak lagi pengaruh buruk lainnya. Hak-hak asasi manusia dapat dipastikan terlanggar akibat adanya perang ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya perang ini dianggap sebagai bencana kemanusiaan, lalu dicari solusinya agar perang ini bisa segera berakhir.

Beberapa solusi yang bisa diambil untuk mengatasi bencana kemanusiaan ini adalah:

Pertama, kedua pihak yang saling bertikai (Israel - Hizbullah dan Israel – Hamas) melakukan gencatan senjata, agar tidak terjadi kerugian lebih lanjut dan langkah-langkah berikutnya ke arah perdamaian bisa dilakukan.

Kedua, meningkatkan partisipasi aktif warga dunia terhadap bencana ini. Bentuknya bisa berupa dukungan terhadap upaya-upaya perdamaian, lobi-lobi politik tingkat tinggi kepada pihak-pihak yang bertikai, maupun pemberian bantuan kepada pihak yang dilanda berbagai kerugian.

Ketiga, khusus untuk partisipasi aktif Indonesia, Indonesia bisa mengambil posisi sebagai mediator antara pihak-pihak yang bertikai dan membawa wacana tersebut dalam KTT darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini.

Sumber:

[1] http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=259047&kat_id=3

[2] ibid.

[3] http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=258368&kat_id=248

[4] http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=258790&kat_id=23