Wednesday, January 23, 2008

Esensi Pengorbanan

Pengorbanan. Satu kata ini mungkin tak asing lagi ditelinga kita semua dan tentunya bukan hal aneh lagi karena dalam keseharian kita insyaalloh banyak pengorbanan telah kita lakukan. Sebagai seorang anak yang sedang menimba ilmu, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran saya yakin kita sudah berusaha dengan sekuat tenaga curahkan salah satunya demi membahagiakan orang tua, dan memang begitu seharusnya. Sebagai seorang mahasiswa yang tengah dilanda kegalauan melihat “adik-adik” di kampung halaman yang tengah berjuang keras mencari informasi dunia pasca “putih abu-abu”, merupakan tugas kita lah sebagai seorang “kakak” untuk memberikan motivasi serta informasi, dan itu dibayar dengan pengorbanan, pengorbanan pikiran, waktu, tenaga bahkan harta. Sebagai seorang manusia yang sudah masuk ke jenjang dewasa, pengorbanan waktu dan tenaga dalam mencari ilmu dan pengalaman hidup, mencari jatidiri di tengah lalu lintas idealisme orang-orang di sekitar kita, semuanya tentu akan membuat kita menjadi lebih dewasa dan mengerti bagaimana menghadapi dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan serta bagaimana menghadapi berbagai macam tipe manusia..

Menilik arti dari kata pengorbanan itu sendiri, kita bisa mengambil kata kunci “memberi” serta “tanpa pamrih”. Memberi tidak harus selalu berupa materi namun berbagi pengetahuan, memberi nasihat juga merupakan contoh pengorbanan yang di dalamnya ada unsur memberi, dengan meluangkan waktu dan tenaga kita sedikit untuk bertemu, silaturahmi serta saling mengingatkan dalam kebaikan dengan teman/saudara kita itu sudah menunjukkan pengorbanan kita. Tanpa pamrih, tentunya dengan kesadaran kita sendiri, kita dianjurkan untuk memberikan pengorbanan di segala macam lini kehidupan dengan ikhlas, tanpa mengharap sebuah balasan apalagi balasan materi. Cukuplah ridhoNya menjadi tujuan kita dalam sebuah pengorbanan.
Berbagai macam bisikan setan di dalam hati dan halangan lainnya memang bukan hal aneh lagi dalam setiap pengorbanan yang kita lakukan. Saya sendiri dan tidak aneh jika teman-teman lainnya juga merasakan itu. Dalam dunia yang semakin meng-global dan menjadikan materi sebagai tujuan utama, landasan iri, pamer, dan berbagai macam alibi pengorbanan lainnnya yang dihembuskan “musuh Allah” dalam hati kita senantiasa menghalangi niat ikhlas kita terhadapNya. Dan itu salah satu ujian buat kita, apakah kita mampu mengalahkannya, ataukah justru kita yang akan termakan oleh niat-niat yang bukan niat mencari ridhoNya?
Semoga tulisan ini bisa menjadi salah satu media yang mengingatkan kita akan pentingnya pengorbanan, terutama niat dalam pengorbanan itu sendiri. Sekali lagi cukuplah Alloh SWT. sebagai tujuan kita serta tetaplah saling mengingatkan dan saling mengajak dalam kebaikan.
Untuk teman-temanku Kastrat’ers semuanya, tetaplah semangat dan ikhlas!!!

Marjuqi Rahmat
Ilmu Komputer 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home